KOMEDI HITAM DARI NEGERI MELAYU
Penulis : Arief
Budiman
Pak Awang (Wan Hanafi Su) yang dulunya
adalah seorang penyanyi, berusaha untuk memindahkan sebuah rumah tua di dalam
hutan atau biasa disebut warga desa rumah Amerika, yang telah lama diyakini berhantu
oleh warga desa sebagai hadiah pernikahan putrinya. Di lain tempat seorang
imigran berkulit hitam Solomon (Khalid
Mboyelwa Hussein)
yang berjualan secara ilegal, kabur dari tangkapan aparat dan menuju ke
dalam hutan yang kemudian menemukan rumah tua tadi dan menggunakannya sebagai
persembunyian. Namun beberapa warga desa meyakini bahwa Solomon adalah penunggu
yang ada di dalam rumah tersebut, yang pada akhirnya membuat semua warga desa
percaya dan ketakutan. Semua kejadian-kejadian tentang kehilangan, penyakit dan
kesialan lainnya disambung-sambungkan dengan rumah tua tersebut, mereka merasa
bahwa penyebabnya adalah karena memindahkan rumah tua itu. Keresahan warga desa
membuat rumah tua yang diinginkan Pak Awang sebagai hadiah pernikahan putrinya
batal dipindahkan, serta membuat Pak Awang menjadi dikucilkan serta dimusuhi
oleh warga desa tersebut.
LELAKI HARAPAN DUNIA, filem dengan genre
komedi arahan sutradara Liew Seng Tat yang berdurasi kurang lebih satu setengah
jam ini merupakan sebuah filem yang berlatar belakang cerita sebuah desa di
Malaysia. Filem ini terlihat sangat menonjolkan kultur yang ada di Malaysia,
serta memperlihatkan sebuah perilaku yang kecenderunganya dimiliki oleh
negara-negara timur terutama Asia yaitu mengenai perilaku berkolektif dan
bergotong-royong. Tak hanya drama, komedi juga menjadi pelengkap di filem ini. Tetapi
yang tertangkap di filem ini adalah bukan sekedar komedi melainkan sebuah black comedy (komedi hitam).
Black
comedy sendiri merupakan salah satu jenis komedi yang biasanya mengenai
sisi gelap atau mengenai kehidupan sehari-hari, selain itu hal-hal yang
biasanya ditertawakan adalah sesuatu yang sebenarnya tragis. Biasanya mencakup
kejadian politik, rasisme, agama, terorisme, dan peperangan. Black comedy bisa dibilang adalah salah
satu cara lain untuk menertawakan sesuatu. Black
comedy juga mengajarkan kita untuk berani menertawakan sesuatu yang
menyedihkan dalam kehidupan dan yang terjadi akhir-akhir ini.
Liew Seng Tat memang cukup dikenal sebagai
pembuat filem yang bernuansa black comedy.
Tidak hanya sekedar membahas tentang kepercayaan dan mitos, namun Liew Seng Tat
juga memasukkan politik ke dalamnya. Bermula pada adegan kedatangan pejabat
dari sebuah parpol yang disambut oleh para warga desa dengan menyiapkan musik
pengiring dan tulisan penyambut. Tulisan tersebut dibuat besar dan setiap huruf
dipegang oleh beberapa warga desa, tetapi ketika mereka berada pada posisi
masing-masing tulisan yang seharusnya “SELAMAT DATANG” menjadi “ELAMAT BANGSAT”
dan “SELAMAT BATANG”. Adegan tersebut terlihat sebagai sebuah sindiran kepada
parpol-parpol yang biasanya melakukan kampanye atau melakukan acara tertentu di
sebuah desa dengan tujuan menarik masa serta perhatian demi kepentingan mereka
dengan memberikan sejumlah uang yang biasa disebut donasi atau sumbangan. Kemudian
terdapat seorang pemuka agama yang mengidap tuna netra, yang menggunakan
kacamata hitam bemerek RayBan dan
beradegan mengumandangkan adzan, adegan tersebut terlihat sebagai sebuah
sindiran karena tidak sedikit saat ini pemuka-pemuka agama yang tetap ingin
tampil mencolok serta sangat memperhatikan fashion
mereka. Para warga desa yang sangat kental dan kuat kepercayaannya pun dapat
dengan mudahnya dipengaruhi serta melakukan tindakan-tindakan kekerasan dan
percaya terhadap takhayul bahkan dukun. Namun di filem ini juga melawan balik
tentang kebiasaan yang ada dan menjelaskan bahwa supranatural itu tidak bisa
sepenuhnya dipercaya. Banyak hal-hal konyol yang dilakukan dengan berpikiran
pendek oleh warga desa yang sebenarnya mereka memiliki kepercayaan agama yang
sangat kuat. Filem ini juga membahas isu ras yang ada di negaranya sendiri,
terlihat dengan penamaan Cina terhadap salah satu karakter yang ada di dalam filem
ini. Tidak hanya itu terdapat juga beberapa sindiran kecil mengenai Indonesia
melalui perbedaan nilai tukar rupiah dengan ringgit. Selain itu juga terdapat
sindiran mengenai negara Cina yang saat ini menjadi salah produsen yang cukup
merajai pasar dunia dengan mengatakan “kualistas singkong” pada barang hasil produksi
Cina.
Jika diceritakan kembali dengan melihat
komedi-komedi yang sebenarnya merupakan sebuah sindiran di filem ini adalah
tentang politik yang meracuni warga yang akhirnya membuat perpecahan dan menimbulkan
kesalah-pahaman diantara mereka. Rumah di filem ini yang disebut-sebut sebagai
rumah Amerika oleh warga desa karena besar dan bercat putih menyamakannya
dengan White House di Amerika, mereka
anggap sebagai penyebab masalah yang terjadi kepada mereka, atau dalam artian
lain White House itulah penyebab
utama masalah dalam filem ini. Semua warga desa yang awalnya tidak memiliki
masalah, mereka menjadi berselisih tentang hal yang rasional dan tidak rasional,
mistik, kepercayaan, prinsip hingga akhirnya berujung kepada kekerasan.
Karakter Pak Awang pun yang awalnya sabar menjadi berubah karena putus asa,
dari berpikir rasional menjadi berpikir tidak rasional dan membalas apa yang
diperbuat oleh warga desa kepadanya, yang terjadi adalah Pak Awang terkena
batunya sendiri karena perbuatannya. Semua yang terjadi adalah saling berbuat
hal-hal yang tidak rasional karena ketakutan dan keputusasaan. Hal anarkis juga
terjadi dengan iming-iming kepercayaan.
Keseluruhan filem ini tidak hanya
menceritakan tentang isu hantu yang ada di rumah Amerika tersebut, tetapi
memiliki kekayaan cerita lain di dalamnya, tidak hanya satu layer tetapi cerita ini memiliki layer-layer lain di dalamnya. Bisa
dibilang bahwa LELAKI HARAPAN DUNIA merupakan salah satu filem black comedy yang baik yang dimiliki
oleh Malaysia saat ini. Dengan judul LELAKI HARAPAN DUNIA setidaknya dapat
menjadi cermin kita di mana laki-laki yang kental dengan kekuatan,
maskulinitas, dan yang biasanya menjadi pemimpin, agaknya harus bisa mawas dan berpikir
rasional dalam menanggapi suatu hal atau isu, terlebih jika isu tersebut
menyangkut adat dan kepercayaan yang mungkin saja memang dibuat hanya untuk
kepentingan politik kalangan tertentu.