Saturday 4 October 2014

(19) Tarsius Tua



Kuberi nama engkau wahai Benang
Segala lubang dimana suhu dan makhluk-makhluk abstrak biasa berkumpul membicarakan engkau
Siapa engkau kelak Benang?
Segan dan enggan mati dalam atau tanpa angan
Dengan jaket biru kusam ku duduk manis
Di bawah tanah pusaka kala tokoh mungil mulai memanaskan diri
Selimuti kebodohan dalam setiap kejadian
Bahkan satu yang tak kukira dan berlangsung saat ini
Bayi lucu ibu kura-kura tlah menyelami dan menyesal
Bukan menyesal karna terlalu dalam
Bersama teman baiknya sang tarsius tua yang suka berlagak sok tau
Tapi ia selalu ingin tampak muda, bodoh . . . . .
Suka berceramah saat manusia sudah tak mampu menangkap keindahannya sendiri
Pada suatu koma, ia tersadar bahwa tak seharusnya bayi kura-kura yang lambat mendapat sebuah tekanan bertubi-tubi darinya yang hanya seekor tarsius tua berbadan mungil
Pada akhir yang membingungkan
Masih pada waktu yang samar
Dalam puisi yang acak
Ia terdiam . . . . .


r.a.r
2013

No comments:

Post a Comment