Kita memang sedang tidak hendak beranjak kemana-mana.
Kita hanya sedang duduk duduk disini, menikmati waktu yang
pelan pelan menyelinap lewat kata kata yang bermain di tepian jemari.
Kita tidak sedang terburu-buru.
Kita tidak sedang terlambat.
Kita tidak sedang hendak mengejar waktu.
Tidak sedang bergegas menuju ke suatu tempat.
Sesekali, salah satu dari kita akan beranjak pergi.
Yang lain tidak akan mempertanyakan, tidak akan mencegah,
tidak akan mengejar.
Cukup satu kedipan dan lambaian tangan serta pesan; hati
hati dijalan.
Tak ada janji yg diucapkan. Ia yang pergi tak pernah berkata
bahwa ia akan kembali. Ia yang tinggal tak pernah berkata bahwa ia akan menunggu
hingga yang pergi kembali.
Ini bukan tentang rasa percaya. Ini semacam rasa pasrah.
Bahwa semua yang memang untukmu, pada akhirnya akan kembali padamu. Dan semua yang
bukan untukmu tak akan menjadi milikmu, tak peduli sekuat apapun kamu mencoba.
Mungkin kita memang hanya saling menemukan, meski tak
pernah saling kehilangan. Kita adalah 2 orang yang kebetulan tengah duduk
bersisian; lalu berbagi matahari, laut, langit, kapuk yang beterbangan, cahaya,
ilalang, bebatuan, jejak bintang...
Aku akan sesekali pergi. Kamu akan sesekali pergi. Suatu
hari nanti, kita mungkin akan pulang. Entah kemana. Mungkin ketempat ini lagi.
Atau mungkin ketempat lain. Mungkin kamu kembali. Lalu mungkin aku kembali.
Mungkin juga tidak. Tetapi semua itu bukan masalah. Karena saat ini kita memang
sedang tidak hendak beranjak kemana mana.
(Tiara Sekar Ayu)
No comments:
Post a Comment