visual oleh Prasetya Yudha |
Seragam
Namanya juga awalan, selalu kesulitan, jika sudah tak
tahan, maka ambil gampang, seragamkan!
Begitulah
kira-kira mengamati tahun demi tahun setiap pameran perdana, di tengah keluhan
ini itu yang terdengar dari sepoy-sepoy sambil lalu angin sore. Sepertinya
setiap generasi juga mengalami hal yang sama saat menjalani welcome party tersebut, meski tak dari
semua segi. “Saat itu tak kepikiran sampai sana”, selalu alamiah menjadi
jawaban. Di sini, peran generasi yang lebih duluan dipertanyakan. Jelas harus
bertanya pada diri sendiri, “kenapa kita membiarkan itu terjadi?”,tapi saat
ingin menjawab, lalu muncul pertanyaan lainnya, “apakah pantas? jangan-jangan sampai
saat ini kita masih seragam?”, lalu pertanyaan pertama pun cuma jadi retorika
belaka. Lalu terdengar celetukan, “tapi, setiap generasi yang sedang memulai memang
maunya seperti itu, biarin aja mereka maunya apa, toh baru masih pameran
perdana, toh pameran mereka sendiri juga”.
“Yasudah, urus
dirimu sendiri!!!”, teriak dalam hati seseorang di pojok kantin, entah buat
siapa.
><
>< ><
Bisu
Seperti biasa di
hari-hari yang biasa, sepoy-sepoy angin sore kala itu tak membawa kabar tentang
pameran perdana saja, pergantian kepengurusan BEM dan HMJ di FSMR juga tak
luput dari kasak kusuk, menjadi bagian angst
teman-teman generasi yang lebih duluan. Ya, politik kampus memang menjadi
bahasan menarik akhir-akhir ini, sampai merembet ke gender, sosial, budaya, bahkan
ekonomi. Tak kalah dengan perpolitikan dalam negeri, bahkan lebih asik, apalagi
sambil menyeruput kopi, menyulut rokok, dan melihat dedek-dedek (kecuali yang
menunggu dedeknya yang tak akan kelihatan).
Apakah ada
harapan? Pertanyaan itu muncul saat mengamati jangkauan kehadiran mereka di
ruang-ruang alternatif. Tidak semua, tapi hampir seluruhnya. Apakah ada yang
percaya selera mempengaruhi hasil kerja? Jika iya, yasudahlah, semoga inisiatif,
sikap, dan kesadaran mereka akan ada. Bukannya pasrah merupakan bagian dari
percaya? Lagian, jangkauan dan selera yang nyeleneh
tanpa ada kemauan untuk laku berontak
juga percuma, tetap saja berdiri di arus utama dan larut ke dalam waktu yang
tak berasa.
Mereka tidak akan sendiri, mereka ada di sisi kami, kalau
mereka mau, kami mau tau, tapi kami akan tetap bisu!
“………………..……kami???”
><
>< ><
Menjadi itu sulit, menjadi ini mudah, daripada tak
menjadi apa-apa!
November 2014
(Prasetya Yudha)
No comments:
Post a Comment