Tuesday 2 December 2014

PLASTIK



visual oleh Prasetya Yudha




Seragam
Namanya juga awalan, selalu kesulitan, jika sudah tak tahan, maka ambil gampang, seragamkan!


Begitulah kira-kira mengamati tahun demi tahun setiap pameran perdana, di tengah keluhan ini itu yang terdengar dari sepoy-sepoy sambil lalu angin sore. Sepertinya setiap generasi juga mengalami hal yang sama saat menjalani welcome party tersebut, meski tak dari semua segi. “Saat itu tak kepikiran sampai sana”, selalu alamiah menjadi jawaban. Di sini, peran generasi yang lebih duluan dipertanyakan. Jelas harus bertanya pada diri sendiri, “kenapa kita membiarkan itu terjadi?”,tapi saat ingin menjawab, lalu muncul pertanyaan lainnya, “apakah pantas? jangan-jangan sampai saat ini kita masih seragam?”, lalu pertanyaan pertama pun cuma jadi retorika belaka. Lalu terdengar celetukan, “tapi, setiap generasi yang sedang memulai memang maunya seperti itu, biarin aja mereka maunya apa, toh baru masih pameran perdana, toh pameran mereka sendiri juga”. 

“Yasudah, urus dirimu sendiri!!!”, teriak dalam hati seseorang di pojok kantin, entah buat siapa.

>< >< ><

Bisu
Seperti biasa di hari-hari yang biasa, sepoy-sepoy angin sore kala itu tak membawa kabar tentang pameran perdana saja, pergantian kepengurusan BEM dan HMJ di FSMR juga tak luput dari kasak kusuk, menjadi bagian angst teman-teman generasi yang lebih duluan. Ya, politik kampus memang menjadi bahasan menarik akhir-akhir ini, sampai merembet ke gender, sosial, budaya, bahkan ekonomi. Tak kalah dengan perpolitikan dalam negeri, bahkan lebih asik, apalagi sambil menyeruput kopi, menyulut rokok, dan melihat dedek-dedek (kecuali yang menunggu dedeknya yang tak akan kelihatan).


Apakah ada harapan? Pertanyaan itu muncul saat mengamati jangkauan kehadiran mereka di ruang-ruang alternatif. Tidak semua, tapi hampir seluruhnya. Apakah ada yang percaya selera mempengaruhi hasil kerja? Jika iya, yasudahlah, semoga inisiatif, sikap, dan kesadaran mereka akan ada. Bukannya pasrah merupakan bagian dari percaya? Lagian, jangkauan dan selera yang nyeleneh tanpa ada kemauan untuk laku berontak juga percuma, tetap saja berdiri di arus utama dan larut ke dalam waktu yang tak berasa.

Mereka tidak akan sendiri, mereka ada di sisi kami, kalau mereka mau, kami mau tau, tapi kami akan tetap bisu!

“………………..……kami???”

>< >< ><

Menjadi itu sulit, menjadi ini mudah, daripada tak menjadi apa-apa!


November 2014
(Prasetya Yudha)





No comments:

Post a Comment