Bulan terakhir mengarah sesuai ramalannya
Inilah tarot ke sepuluh
Arus balik perputaran
Tergerus kembali pada titik kosong
Kosong karna penuh
Penuh yang merajang kulit perlahan
Inilah waktu dimana panen kembali
mengantongi sejenak bibit-bibitnya
Waktu dimana panglima perang ingin kembali
pulang dan tertidur di pangkuan rakyatnya nan tak bersenjata
Waktu dimana semesta merasa ingin memutar
tenang pusarannya yang sederhana seperti dulu lagi
Maka kulontarkanlah permintaan maafku atas
nama kebebasan jiwa
Pada akhirnya semesta meraungkan amarahnya
atas apa yang telah dijaga
Bebatuan dan dahan beserta Tuan tanahnya
sedang tak merestui
Buat apa harus dipaksakan jika hanya untuk
menuju ke dalam satu kotak
Peng-kotak-an
Saat rasa cintaku terhadap karya-Nya
berbentur dengan kebebasanku untuk hidup sesuai halusinasi dan mimpi
Maka dengarkanlah terimakasih . . .
Setidaknya dari hamba . . .
Terimakasih untuk lingkaran ini
Terimakasih untuk senyuman mereka
Terimakasih untuk slalu sedia menjaga
geraknya
Terimakasih untuk tidak mengangkatnya
terlalu tinggi
Terimakasih untuk selalu menjaga mereka
yang tak hentinya berdiskusi
Hamba senang melihat semua ini walau hamba
tak berlari sekencang mereka
Namun, biarkanlah kaki ini tetap berlari
tanpa harus mengejar
Tak ada yang harus selalu menjadi
pembanding
Dan tak ada lagi kotak dalam otak
Jagalah semangat mereka
Aku akan kembali pada yang seharusnya, yang
tidak harus untuk diharuskan
Esok biarkanlah menjadi tanda tanya
Semoga ada reinkarnasi
Karna esok mungkin saja kematian
Ridho Afwan Rahman
3 Desember 2014
No comments:
Post a Comment