Wednesday 3 December 2014

SEMU(A)



Pada ruangan pasir kemarin
Kau manja telingaku dengan riuhnya
Kau ayunkan dengan tingginya
Selamatlah aku dan haluanku
Maaf jika hamba melupakannya Tuan
Karna hamba memang sudah pelupa
Helai demi helai sudah bertumbuh
Tapi untuk yang satu ini janganlah terlalu tinggi
“Karena ruang yang tak memiliki batas ruanglah yang mampu meruangkan semuanya”
“Karena semua hal yang tak berdefinisilah yang akan menjadi kekal berisi”
Kapankah ruang yang tak berdefinisi mampu menciptakan masa dimana semua hal tak lagi memiliki nama . . .
Aku mungkin memulai semuanya, namun semuanya memiliki ribuan awalan lainnya
Jagalah apa yang sedang semua lakukan
Sekedar tenang sekiranya tak seberapa sulit untuk Kau kabulkan
Di jurang kesadaran semua akan menyimpan hartanya
Maka tetap seimbang adalah jawabannya
Atau juga mati muda yang jadi kemungkinannya
“Semua di kala tidak lagi semua harus untuk dipertanyakan”
“Semua di kala tidak lagi semua harus untuk dimengerti”
Mungkin semua atau tidak lagi semua kelak menjadi suatu hal yang sudah pasti dapat dimengerti
tanpa harus terus dipertanyakan . . .
Sekalipun ini semua tidak dapat dimengerti
Itu pun tidak harus menjadi pertanyaan
Karna dari sesuatu yang tidak kita mengertilah kita akan terus menghasilkan semu(a)

Ridho Afwan Rahman
12 November 2014

No comments:

Post a Comment