(2) Dilarang Berjualan Disini: Pengemasan Seragam Aparat
Oleh: Deasy Fatmasari
Tukang minyak itu berjalan menuju gerobaknya
yang berisikan beberapa kaleng minyak tanah. Ia mengambil salah satu kaleng
minyak dari gerobak itu dan menghampiri aparat yang sudah tersungkur akibat
tinjuannya. Ia siramkan minyak yang ia bawa di sekujur tubuh aparat dan setelah
itu ia tinggalkan. Keluarlah dua orang wanita yang disekap oleh aparat di dalam
mobil dan salah satu dari mereka menghampiri aparat yang sudah berlumur minyak.
Wanita itu menyalakan korek gas dan melemparkan pada tubuh aparat.
-
Sekilas tadi adalah gambaran akhir dari sebuah
film yang berjudul Dilarang Berjualan Disini yang disutradarai oleh Umar
Syaefulloh. Film ini berkisah tentang seorang tukang minyak yang ingin menambal
ban gerobaknya dan harus mendatangi sebuah gang, karena hanya di gang itu terdapat
tukang tambal ban yang masih buka. Saat hendak melewati gang, tukang minyak pun
melihat beberapa aparat yang sedang menggoda seorang wanita Pekerja Seks
Komersial (PSK), namun ia menghiraukannya. Tukang minyak itu terus berjalan
sambil mendorong gerobaknya ke tukang tamban ban. Aparat pun makin bertindak
seenaknya, mereka menjumpai sebuah angkringan dan mengambil uang serta memberi tahu kepada pedagang bahwa di gang
itu dilarang untuk berjualan, sebelum aparat itu menghancurkan gerobak
angkringan dengan angkuhnya.
Berbicara tentang perkembangan film ber-genre action di
industri perfilman Amerika, Eropa maupun ranah Asia, sejauh ini tidak terlepas
dari aksi-aksi heroik yang dilakukan oleh salah satu tokoh untuk menyelamatkan
atau mempertahankan sesuatu yang memang notabene-nya menjadi suatu kebenaran. Tak
terkecuali dengan film yang berjudul Dilarang Berjualan Disini yang
disutradarai oleh Umar Syaefuloh.
Sebuah film yang dikemas cukup baik dan dengan
cerita yang sangat singkat sekali, karena hanya terjadi pada satu malam itu
saja. Tidak hanya itu, film ini juga menyuguhkan sebuah aksi yang cukup memukau
dengan koreografi-koreografi pemainnya saat saling serang. Tata artistik serta setting
pun sangat mendukung serta mumpuni di setiap adegan. Hanya saja ada hal yang
sangat disayangkan sekali, ketika kreator tidak dapat menginterpretasikan
maksud dan tujuan karyanya.
Pengemasan
Seragam Aparat
Tema dari film Dilarang Berjualan Disini
sesungguhnya menjadi topik yang sangat menarik sekali, ketika sang kreator
mengambil cerita dengan latar belakang tokoh seorang tukang minyak yang
notabene-nya adalah masyarakat menengah kebawah yang kemudian disandingkan
dengan aparat. Sangat jelas sekali film Dilarang Berjualan Disini sebenarnya
adalah bentuk sindiran kepada aparat.
Meskipun sudah terlihat dari pakaian yang
digunakan oleh para aparat itu dan menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari
anggota Satpol PP. Namun sang kreator hanya menjelaskan bahwa mereka adalah
‘aparat’, mereka tak ingin menekankan atau memberikan penjelasan spesifikasi
bahwa tokoh itu adalah Satpol PP. Lantas apakah Satpol PP bukan aparat?
Seperti yang kita tahu, aparat yang digambarkan
dalam film ini adalah Satuan Polisi Pamong Praja atau disingkat Satpol PP,
dimana seringkali kita mendengar tentang Satpol PP yang menjadi musuh besar
para masyarakat khususnya masyarakat kelas menengah kebawah atau pedagang
pedagang kecil, yang sering berjualan di tempat-tempat yang memang dilarang. Dalam
film ini, dialog yang diucapkan oleh tukang minyak cukup mewakili apa yang
ingin ‘orang kecil’ sampaikan kepada aparat, seperti dialog “Aparat itu
keparat, dia cuma bisa main fisik saja.” menjadi salah satu bentuk sindiran
yang paling kuat yang ditujukan untuk aparat.
Mengingat dalam film ini terdapat adegan ketika
Satpol PP yang menggoda wanita Pekerja Seks Komersial dan dua orang Satpol PP lainnya
menghancurkan sebuah angkringan dan menghajar seorang satpam, ada asumsi lain
yang tercipta setelah menonton film Dilarang Berjualan Disini. Apakah Satpol PP
selalu bersikap seperti yang digambarkan di film?Lalu apakah Satpol PP selalu
berperilaku kasar?
Orisinalitas
Cerita
Setelah menonton film ini, saya teringat akan
sebuah film yang mempunyai alur hampir sama dengan film ini. The Punisher:
Dirty Laundrymempunyai kesamaan yang signifikan, hanya sedikit komponen yang berbeda,
seperti beberapa tokoh yang diganti latar belakangnya dan settingyang
dibuat berbeda dengan film The Punisher: Dirty Laundry.
Jika ditelisik lebih dalam,tokoh serta alur
cerita di dalamnya pun hampir sama, hanya terdapat sedikit perbedaanantara
kedua film tersebut.Dalam film The Punisher: Dirty Laundry, tokoh yang menggoda
serta berulah dengan wanita dan sejumlah orang yang lewat adalah beberapa
preman, sedangkan di film Dilarang Berjualan Disini tokoh preman diubah menjadi
beberapa orang Aparat. Begitu pun dengan adegan serta shot-shot yang dihasilkan
dalam film Dilarang Berjualan Disini, banyak terdapat kesamaan dengan film The Punisher: Dirty Laundry. Selain
itu adegan yang membuat saya berpikir bahwa film ini adalah terapan dari film The Punisher: Dirty Laundry yaitu,
saat tukang minyak menyiramkan satu kaleng minyak tanah ke badan salah satu
aparat, lalu tukang minyak pun pergi meninggalkan aparat dan PSK yang disekap di
dalam mobil oleh aparat, kemudian PSK itu menghampiri aparat itu dan
melemparkan sebuah korek gas ke badan aparat. Sedangkan di film The Punisher: Dirty Laundry, tokoh
utama menyiramkan alkohol ke tubuh sang preman. Minyak dan alkohol merupakan
zat yang mudah terbakar. Entah itu kebetulan atau tidak, asumsi penonton
setelah menonton kedua film tersebut mungkin berpendapat demikian.
Melihat kasus seperti ini, saya teringat akan teori seorang filsuf
asal Bulgaria yaitu Julia Kristeva yang berpendapat bahwa setiap teks terjalin
dari kutipan, peresapan, dan transformasi teks-teks lain. Sewaktu pengarang
menulis, pengarang akan mengambil komponen-komponen teks yang lain sebagai
bahan dasar untuk penciptaan karyanya. Semua itu disusun dan diberi warna dengan
penyesuaian, jika perlu mungkin ditambah supaya menjadi sebuah karya yang utuh.
Untuk lebih menegaskan pendapat itu, Kristeva mengajukan dua alasan: Pertama,
pengarang adalah seorang pembaca teks sebelum menulis teks. Proses penulisan
karya oleh seorang pengarang tidak bisa dihindarkan dari berbagai jenis
rujukan, kutipan, dan pengaruh. Kedua, sebuah teks tersedia hanya melalui
proses pembacaan. Kemungkinan adanya penerimaan atau penentangan terletak pada
pengarang melalui proses pembacaan.
Mendalami teori Kristeva akan membuat kita bertanya-tanya: Benarkah
kebaruan dalam membuat sebuah karya itu memang benar-benar ada? Apakah
orisinalitas itu memang ada?
Oleh:
Delfi Mulyansyah
Film adalah sebuah media untuk berekspresi atau
menyampaikan segala sesuatu yang terdapat pada diri si pembuatnya agar bisa
dilihat, dinikmati, dan mungkin dipahami oleh orang lain yang menonton. Melalui
media film, pembuat bisa mengeluarkan gagasan dan ideologi atau keresahan –
keresahan yang selama ini mereka rasakan dan mereka alami dalam kehidupan
sehari – hari. Banyak film yang terinspirasi dan mengambil cerita dari
kehidupan nyata. Cerita – cerita yang berkaitan dengan sosial budaya atau
kearifan lokal menjadi lebih bisa diterima penonton, karena kejadian dan
konflik yang terjadi memang sering meraka alami, sehingga penonton yang pernah
mengalami kejadian seperti apa yang ada di film, mereka akan merasa sebagai
pemain, atau secara tidak langsung mereka masuk kedalam film tersebut. Film
dengan judul ”Dilarang Berjualan Disini“ dengan
sutradara Umar Saefulloh dan penulis naskah Galuh Esti N menceritakan
kegelisahan mereka terhadap oknum aparat yang ada di Indonesia.
Film “Dilarang
Berjualan Disini“ menceritakan tentang kelakuan para oknum pejabat yang
bertingkah semau mereka, padahal mereka seharusnya menjadi abdi, pelindung dan
pengayom masyarakat. Disini di ceritakan Rohmad adalah pemuda yang berjualan
minyak eceran keliling, saat ia sedang menjajakan dagangannya dan sampailah
pada suatu komplek tepatnya di pos satpam, ban gerobak Rohmad bocor, ia
bersusah payah untuk membetulkan
gerobaknya. Bersamaan dengan suasana hatinya itu terhadap berita di televisi
tentang tingkah laku para aparat yang kurang bijak dan semaunya sendiri. Dan
yang membuat Rohmad lebih kesal lagi adalah tingkah satpam yang notabene adalah
seorang aparat yang sedikit songong dan tidak berbeda dengan aparat yang ada di
berita televisi tadi, sehingga ada beberapa perkataan Rohmad yang menyinggung
satpam tersebut. Nanum semua itu berlalu begitu saja saat Rohmad bertanya
tempat tambal ban terdekat. Rohmad pun pergi mendorong gerobaknya yang terasa
semakin berat karena bannya bocor, sedangkan satpam asik melanjutkan menonton
tv sambil menikmati kopi dan rokoknya dan mengabaikan tugasnya sebagai keamanan
di komplek tersebut. Ada beberapa anggota satpol PP yang sedang dalam
perjalanan pulang mengendarai mobil mereka. Saat mereka lewat disuatu
persimpangan gang, mereka melihat seorang wanita penghibur sedang berdiri
menunggu pelanggannya datang. Para anggota satpol PP tersebut kemudian
menghampiri wanita tersebut, dengan semena – mena mereka menggoda dan ingin
menyetubuhi dengan paksa wanita tersebut, sempat terjadi keributan antara si
wanita dengan para anggota satpol PP. Datanglah teman dari wanita penghibur
tadi yang notabene teman tersebut memiliki pekerjaan yang sama yaitu sebagai
wanita penghibur. Keributan semakin menjadi, tapi apa daya dua wanita melawan
lima pria yang memiliki badan tegap dan besar. Kedua wanita tersebut diseret
dan di paksa masuk kedalam mobil satpol PP tersebut. Warga sekitar hanya bisa
melihat dan tidak berani berbuat apa – apa. Rohmad dalam perjalanan menuju tambal
ban dan ia melewati kejadian tersebut, awalnya ia juga sedikit acuh dan masa
bodoh, namun setelah oknum satpol PP tersebut juga mengacak – acak dagangan
yang ada di angkringan, kekesalan Rohmad semakin memuncak. Dan muncul satpam
yang berjaga di komplek tadi dengan niatan akan membeli rokok di angkringan
yang sudah di acak – acak para satpol PP tadi, satpam bertanya tentang tindakan para salpol PP tersebut, namun
satpam tersebut justru di keroyok oleh para satpol PP hingga tak sadarkan diri.
Beberapa anggota satpol PP tersebut sedang memaksa wnita penghibur tadi untuk
melayaninya di dalam mobil, namun para wnita tersebut terus memberontak dan
tidak mau. Rohmad yang semakin geram meminjam kunci inggris kepada pemilik
tambal ban, ia berlari menghampiri para satpol PP. Terjadilah perkelahian yang
sengit antara Rohmad dan para Satpol PP. Hingga akhirnya semua satpol PP yang
ada disitu kalah dan tumbang, komandan satpol PP meminta ampun kepada Rohmad
dan menyodorkan beberapa uang. Namun Rohmad menolaknya dengan mentah – mentah,
ia justru mengambil minyak dagangannya kemudian menyiramkannya di tubuh
komandan satpol PP tersebut. Dua wanita penghibur tadi keluar dari mobil dengan tenaga yang masih tersisa, salah satu
wanita tersebut mengambil korek api yang tadi terjatuh, kemudian ia nyalakan
korek tersebut dan di lemparkan ke komandan satpol PP. Tubuh komandan tersebut
terbakar, saat Rohmad pergi meningalkan tempat itu dan diiringi dengan teriakan
komandan satpol PP yang tubuhnya terbakar oleh api.
Melihat cerita pada film tersebut, pembuat film
ingin menyampaikan keresahannya yaitu berupa keresahan kepada aparat
pemerintah. Dalam hal ini mereka menggambarkan dengan beberapa oknum Satpol PP
dan Satpam. Permasalahan sosial juga mereka masukkan, seperti adanya wanita
penghibur yang mangkal menunggu pelanggannya. Ini dibuat untuk mendukung dan
lebih mempertegas gejolak sosial yang ada di lingkungan masyarakat.
Keberhasilan sebuah film bisa dilihat salah
satunya yaitu, penonton terkesan atau minimal penonton mengerti apa maksud yang
di tayangkan film tersebut. Informasi yang ingin disampaikan pembuat film bisa
dimengerti dan mungkin bisa melekat pada penonton sehingga penonton akan selalu
mengingat film tersebut. Bisa dikatakan film “ Dilarang Berjualan Disini “ berhasil
menyampaikan informasi kepada penonton. Minimal itulah yang harus dicapai oleh
sebuah film.
Data Film:
Dilarang Berjualan Disini | 2014 | 09.38 | Sutradara: Umar Syaefuloh | Penulis Naskah: Galuh Esti
Data Film:
Dilarang Berjualan Disini | 2014 | 09.38 | Sutradara: Umar Syaefuloh | Penulis Naskah: Galuh Esti
No comments:
Post a Comment