(1) RESENSI FILM HEMPAS
Oleh: Dinanda Nisita Hardani
Siapa sangka berawal dari tuntuan tugas
menjadikannya hiburan yang manjakan mata. "Hempas" merupakan film pendek
ber-genre drama action
yang bercerita tentang perjuangan tokoh seorang kakak demi menyelamatkan nyawa
adik perempuannya.
Hempas seperti dilansir secara harfiah
merupakan kata kerja
yang berarti mencampak, membanting, menjatuhkan diri, dan memukul pada. Adalah
arti daripada metafora konflik utama film ini yaitu nafas sang adik yang terhempas
karena kambuhnya. Kita dapati pula hempas merupakan kejadian dimana sang kakak mendapati
adiknya meninggal ketika dia sudah mendapatkan obat adiknya, Hidupnya sia-sia
bak menegakkan benang basah.
Mari kita runut dari segi naskah, pengenalan
karakter pada awal film yang kurang dibangun ini sedikit menyulitkan penonton.
Bisa kita lihat pada visual, kakak
sebagai tokoh utama kurang diperkenalkan sebagi seorang apa, berprofesi apa,
berlatar belakang seperti apa. Dari visual yang ada hanya ditunjukkan seorang
laki-laki remaja sedang tidur disebuah kamar sederhana, memiliki adik perempuan
yang penyakit asmanya
kambuh dan sialnya kehabisan obat asma.
Sang kakak yang tak punya uang berusaha mencari cara mendapatkan obat adiknya, mendadak
mengamini profesi sebagai kurir narkoba. Adeganpun dimulai dengan kisah
perjuangan jatuh bangun sang kakak mendapatkan obat. Karakter sang kakak yang
lebih sering muncul, dengan minimnya pengenalan tokoh yang mendalam sedikit
menyulitkan.
Melihat
dari opening, pada saat pengenalan teks
nama-nama kru film, pembuat film sejatinya bisa lebih jeli dengan menunjukkan visual
benda-benda esensial yang menunjukkan karakter sang tokoh. Sayangnya pada opening visual yang ditumbuhkan kurang
memberikan informasi, misal visual gantungan baju, tombol kipas angin, jendela
kusam, tembok gang, lampu jalanan, korden. Dengan dibangunnya visual yang
demikian penonton kurang mendapatkan informasi yang seharusnya pembuat film
bisa sampaikan untuk mendukung pengenalan karakter tokoh.
Mari
kita telisik dari sisi pengadeganannya. Pada adegan sang kakak mengantarkan
bingkisan narkotik kepada seorang pun sedikit janggal. Dimana ada
transaksi barang ilegal dan cukup mahal
cenderung sulit untuk didapatkan, mengapa si klien tidak mengecek dahulu
alih-alih langsung pergi? Sekiranya begitulah logika yang masuk akal dapat
penulis bagikan.
Ide
cerita sederhana berhasil terselamatkan dengan visual dan komposisi apik yang
manjakan mata.
Kamar
Kangen, 8 Oktober 2014
01:18
WIB
Oleh: Vincencia Dipta
Film HEMPAS
menceritakan tentang Arya yang berusaha mencari pinjaman uang untuk membeli
obat asma Pipit, Arya mengetuk dari pintu satu ke pintu lainnya tapi pada
akhirnya tak satupun tetangga yang mau meminjamkan uang pada Arya, hingga
sampai pada suatu siang saat Arya sudah merasa lelah dan kebingungan, ia duduk
pada sebuah “Angkringan” dan di situlah terjadi perang batin pada diri Arya.
Saat Arya
sedang duduk memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan obat untuk Pipit, datang
seorang laki-laki yang menawarkan kerjaan untuk Arya. Laki-laki itu adalah
salah satu anggota pengedar narkorba dan ia meminta Arya untuk mengantarkan
barang pada seorang preman dengan imbalan Arya mendapatkan obat asma untuk Pipit,
Arya pun menyanggupinya.
Setelah Arya
mengantarkan ‘’barang” dan mendapatkan obat asma, ia berfikir bahwa ia bisa
pulang dengan damai dan memberikan obat itu pada Pipit, siapa yang mengira
ternyata nasib malang sedang menanti Arya, “barang” yang ia kirim tadi adalah
barang palsu sehingga membuat para preman tersebuat marah dan mencari Arya, di
situlah terjadi perkelahian antara Arya dan para preman, mereka saling beradu
otot tapi malang nasib Arya, ia yang hanya seorang diri harus menghadapi 3
orang sekaligus.
Setelah puas
menghajar Arya para preman itu meninggalkan Arya yang tergeletak lemah, dengan
setengah sadar dan dengan tenaga yang masih tersisa Arya meraih kantong plastik
yang berisi obat asma Pipit. Ia mencoba bangkit dan berjalan lemah menuju
rumah. Tapi sayang ketika ia sampai di rumah Pipit sudah tiada.
Menurut saya
film ini sangat menarik dan menyentuh hati bagi para penontonnya, di mana
digambarkan Arya yang berusaha mati-matian untuk mendapatkan obat untuk Pipit
rela melakukan cara yang nekat dan beresiko bagi nyawanya sendiri, disinilah
terlihat sebuah ketulusan seseorang melakukan apa saja demi yang di cintainya.
Tetapi ada sesuatu yang kurang dalam film tersebut, yaitu tentang ekspresi
pemain, khususnya Bos Gembong dan Bos Preman.
Data Film :
Hempas | 2014 | 14:47 | Sutradara : Ghalif P. Sadewa Durasi | Penulis Naskah : Tiara Sekar Ayu
No comments:
Post a Comment