(1) SIRINE : Fenomena Narkoba yang Belum Sirna
Oleh: Neni Rima Munthi Sembiring
B
Film Sirine adalah sebuah film hasil
karya praktika mahasiswa 2011 ISI Yogyakarta . Film ini dibuat secara omnibus,
satu hal yang harus diketahui bahwa film omnibus adalah jenis film yang di dalamnya
terdiri dari beberapa tema/scene, beberapa sutradara dan penulis naskah yang
berbeda dan dalam film omnibus ada beberapa cerita yang berbeda baik karakter
dan alurnya . Masing-masing segmen dalam suatu omnibus haruslah pendek dan
mempunyai durasi yang singkat.
Jenis film omnibus juga masih sangat
jarang di produksi di Indonesia. Adapun beberapa contoh film omnibus yang
pernah beredar di Indonesia adalah Rectoverso, Jakarta Magrib, Perempuan Punya
Cerita. Berbicara mengenai omnibus mengingatkan kita tentang salah satu film
Omnibus yang menjadi hits dan
mendapat banyak penghargaan yaitu ‘Paris Je T’aime’ (2006) yang di sutradarai oleh 22 sutradara papan atas dengan
menampilkan 18 cerita pendek.
SIRINE adalah bagian ke-2 dari
omnibus yang berjudul ‘Sudut Kota Bercerita’.
Film ini sendiri bercerita tentang aksi sekelompok gembong narkoba yang
melakukan berbagai cara demi dapat menyelamatkan mereka dari buronan polisi
namun ketika sedang beraksi ternyata ada seorang supir ambulance yng mengetahui
aksi mereka dan melaporkannya kepada polisi. Kemudian para agen narkoba
tersebut pun membuat rencana dengan menaruh bom di dalam ambulance-nya yang
sedang dalam perjalanan ke rumah sakit dan
si supir ambulance tersebut berhasil menyelamatkan para penumpang ambulance-nya
namun dia harus mengorbankan nyawa nya sendiri.
Dalam segi cerita, seperti kita
ketahui sebenarnya cerita-cerita tentang agen-agen narkoba dan polisi sudah
sering kita dengar, bahkan di ftv televisi pun kita banyak menjumpai film-film
yang mengangkat tema kriminalitas, namun satu hal yang berbeda di film tersebut
adalah penggunaan seorang supir ambulance yang dipilih untuk menyelesaikan alur
cerita. Ketika pertama kali saya menonton film ini saya merasa di buat bingung
karena ada beberapa pengemasan ceritanya yang kurang strategis dan sulit
dipahami. Contohnya saja seperti adegan pemberhentian mobil ambulance oleh
sebuah mobil pickup yang tidak dimengerti asal-usul mobilnya kenapa tiba tiba
sudah ada di depan mobil ambulance dan tiba tiba menjatuhkan botol minuman bir.
Apakah kita diajak berimajinasi dengan menganggap bahwa semua rencana sudah diatur
sedemikian oleh para gembong narkoba? Atau memang film ini sengaja di garap
dengan benuk narasi tertutup.
Ada beberapa hal yang aneh ataupun
janggal dalam film ini, contohnya dalam adegan saat supir ambulance di periksa
oleh polisi di dalam sebuah ruangan. Keanehannya itu adalah kenapa dalam ruangan
tersebut gelap dan hanya ada sebuah lampu di atasnya? Bisa dibayangkan
bagaimana seorang polisi yang begitu sibuk, sementara di dalam ruangannya hanya
ada satu buah lampu tanpa ada penerangan
lain? Dan apa hal yang mendasari penata artistiknya mengeset ruangan sedemikian
rupa, hingga terlihat aneh padahal cerita ini murni terjadi di daerah jogja
terlihat dari beberapa shot yang
mengambil nomor plat ambulance.
Kedua, adalah saat adegan si supir
melewati rel kereta api untuk menyelamatkan dirinya, jelas terlihat bahwa
hitungan mundur bom masih 01.03 menit, tapi kenapa ambulance sudah meledak dan di
beritakan bahwa supir telah meninggal.
Emosi dalam film ini sendiri belum
begitu terasa, sebagi penonton saya sendiri tidak merasakan ketegangan yang
berarti saat adegan-adegan terakhir yaitu
saat penyelamatan ambulance oleh si supir maupun saat bom kemudian
meledak ketika melewati perlintasan kereta api. Dalam pengadeganan, para pemain terlihat baik
dalam melakukan lakonnya apalagi dengan bantuan dari cara pengambilan teknis
kamera.
Film ini membuat kita kembali lagi ke
cerita-cerita tentang kriminalitas yang sudah banyak kita tonton sebelumnya
baik itu dari televisi maupun film bioskop sekalipun contohnya X-The Last Moment, The Raid, True Hear.
(2) MENERJEMAHKAN TANDA
Oleh : Rohmatun
Nur Jannah
Film pendek berjudul SIRINE diproduksi oleh Seven Power Three Energy Pictures tahun 2013. Merupakan film tugas berdurasi 13 menit
untuk memenuhi kebutuhan mata kuliah produksi televisi. Film ini disutradarai
oleh Eka Wahyu P, mahasiswa jurusan televisi Institut Seni Indonesia Yogyakarta
angkatan tahun 2011. Film tersebut merupakan omnibus dengan tema besar Sudut
Kota Bercerita. Film tersebut bercerita tentang tertangkapnya jaringan
narkotika nasional. Tokoh utama dalam film tersebut adalah seorang supir
ambulan yang lugu serta bertanggung jawab bernama Ahmad. Ahmad yang tidak tahu
apa-apa seketika harus menerima nasib jeleknya menjadi buronan gembong narkoba.
Sebab Ahmad melaporkan kepada polisi tentang gembong narkoba setelah ia
menerima secarik kertas link website
yang berisi koordinat penyebaran narkotika di Indonesia oleh seorang yang
tiba-tiba mencegat dan masuk ke dalam ambulannya.
Sirine merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai tanda
peringatan bahaya yang digunakan untuk kendaraan layanan darurat seperti
ambulan, polisi, dan pemadam kebakaran. Jika sirine dibunyikan maka semua orang
sepakat bahwa itu adalah tanda darurat. Dalam film pendek berjudul Sirine ini,
penulis mengartikan keterkaitan sebuah tanda bahaya dari sopir ambulan dengan
kasus terbongkarnya gembong narkotika di Indonesia. Menurut penulis, sang
sutradara berhasil membangun karkter-karakter tokoh sehingga konflik yang
disampaikan kepada penonton dapat diterima dengan jelas. Sebuah tanda awal itu
muncul dari konflik Ahmad dengan isterinya. Dimana sang istri sangat khawatir
terhadap kondisi Ahmad yang dalam keadaan bahaya. Tetapi Ahmad meyakinkan
isterinya bahwa ia akan baik-baik saja dan akan menjadi suami serta ayah yang
terbaik untuk anaknya yang akan lahir. Bahwa sirine bahaya sudah berbunyi
menghantui hidupnya. Hingga akhirnya nyawa Ahmad terenggut dalam ambulannya
yang meledak karena sudah dipasang bom waktu oleh pesuruh bos narkotika.
Terkadang kita dalam hidup mengabaikan sebuah tanda bahaya.
Padahal ia mengintai disetiap waktu dan menunggu untuk mengeksekusi. Sang
sutradara disini selain berhasil membangun karakter, ia juga berhasil membangun
sebuah konflik teratur dengan alur maju yang pas. Sutradara juga berhasil
mengeksekusi film dengan kesatuan tanda yang baik. Ia mengkolaborasikan dengan
sebuah mobil ambulan yang membunyikan sirinenya sebagai tanda bahaya membuat film
ini lebih hidup. Tanda bahaya bahkan untuk sang tokoh utamanya sendiri. Film ini membahas seputar dunia narkotika yang
sampaikan dengan baik oleh sang sutradara. Sehingga lebih baik jika segmentasi audience penonton film ini adalah
dewasa.
Data Film:
Sirine | 2013 | 13:00 | Sutradara: Eka
Wahyu | Penulis Naskah: F. Prasetya Effendi
No comments:
Post a Comment